ini laguku

Selasa, 22 Oktober 2013

Kumpulan Puisi VIII Teheran

PAHLAWAN
(Iqbal Ghifari)

Kau telah mengusir penjajah dari tanah air
Dan kau membela tanah air ini

Jas-jasamu sangat berharga
Mati-matian mengusir penjajah

Tanpa ada pahlawan, negara ini
Telah milik para penjajah

Tapi dengan jasamu
Tanah air ini telah milik Indonesia


SERAM
(Raihan Slamet)

Malam yang gelap
Malam yang sunyi
Malam yang begitu sepi

Pada malam itu
Begitu sepi
Tiada orang
Tiada siapa-siapa

Malam itu
Ku pulang sendiri
Lewati kuburan
Dan kebun yang gelap

Aku ketakutan
Aku merinding
Dan bulu kundukku berdiri

 Aku berlalari
Kencang
Dan sangat kencang
Akhirnya
Sampailah ku di rumah...









TANAH AIR
(Galih P.)

Tanah air...
Tanah air kami, disanalah kami tinggal
Keluarga-keluarga, adalah saudara kami
Tanpa keluarga, entah hidup kami dimana

Ya... Allah
Janganlah engkau pisahkan kami
Pisahkan raga dengan tanah air
Karena tanah air, adalah tanah air kami


DESAKU
(Bayu M.)

Dirimu tidak kulupakan
Kau kan selalu terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Kau tidak akan hilang dari kalbu

Oh....desaku
Disanalah aku dilahirkan
Oh....desaku
Kau yang ku cintai
Engkau ku hargai
Dan kau akan selalu terkenang di dalam hatiku


AL-MUHAJIRIN
(Dhias Akeyla)

Kau sekolahku
Yang membimbingku
Moto sekolah ini
Berpikir dinamis, berakhlak salaf
Dan ahli sunah waljamaah

Pengorbanan,,pengabdian
Al-Muhajirin untuk kejayaan bangsa
Harapanku adalah Al-muhajirin
Jiwaku Al-muhajirin
Terima kasih Al-Muhajirin







IBU
(Ryan Fadila)

Ibu...
Jasamu sangat berarti
Kau mengandungku selama 9 bulan
Hingga nyawa taruhannya

Ibu...
Jasamu sangat berarti
Jasamu sangat banyak
Hingga alat secanggih
Apapun tidak bisa menghitungnya

Ibu...
Tanpamu mungkin kita tidak ada di dunia ini
Tanpamu mungkin kita tidak jadi sebesar ini
Terima kasih IBU....


IBU
(Fahmi)

Ibu ku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
Ingin ku dekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu

Seperti udara kasih yang
Engkau berikan tak mampu
Ku membalas Ibu...


ARTI KEMERDEKAAN
(Rarhan Yuda)

Lebih dari tiga ratus lima puluh tahun
Pedih nurani bangsaku, bumiku dibesah dan dijajah
Coba ku buka tirai kemerdekaan, sayang
Masih terbelah-belah
Baru lima puluh tahun lalu dikumandangkan proklamasi
Membelah langit tak kenal gentar, Soekarno-Hatta
Satu kata akulah Indonesia
Perjalanan proklamasi hampir tak sisakan ruang untukku
Tak terlihat di titik peta nusantara
Kampungku coba beri arti, kemerdekaan adalah
Menghargai warna-warni
Seperti umbul-umbul yang dipasang bapakku
Akankah negeriku seperti kampungku


TENTANG IBU
(Rizky A.)

Ibu aku begitu mencintaimu
Aku begitu merindukanmu
Kau begitu indah dan sempurna di mataku

Pengorbananmu begitu tulus
Hingga aku sulit untuk membalasnya
Doaku selalu ku panjatkan untukmu
Kasih sayangmu begitu besar

Pelukmu begitu hangat hingga aku
Selalu terjaga dalam tudurku
Terima kasih IBU.....


IBU
(Yusuf N.)

Aku begitu mencintaimu
Aku begitu merindukanmu
Kau begitu indah dan sempurna di mataku

Pengorbananmu begitu tulus
Hingga aku sulit untuk membalasnya
Doaku selalu ku panjatkan untukmu
Kasih sayangmu begitu besar

Pelukmu begitu hangat hingga aku
Selalu terjaga dalam tudurku

Ibu ibu ibu aku rindu kepadamu
Saat kau membuaiku
Dengan kasih sayang
Terima kasih ibu atas kasih sayangmu
Yang begitu tulus dan sangat besar


IBU
(Aldy F.)

Ibu...sungguh besar jasamu
Selama 9 bulan ibu mengandung
Ibu...sungguh berarti bagiku
Tiap pagi, siang, sore, malam ibu sangat kesusahan

Ibu... pengorbanmu begitu tulus kepadaku
Aku sampai sebesar ini karena ibu
Jasamu sangat penting bagiku
Oh ibu...terima kasih ibu...






































Kumpulan Puisi VIII Casablanca

DUSUN NENEKKU DALAM KERINDUANKU
(Rahmawati Rahayu)

Menembus dingin pagi
Disaksikan bunga-bunga
Gemercik air di sungai-sungai kecil tepi jalan
Di atasnya pematang-pematang menghijau
Gugusan kabut pun berpadu dengan biru langit

Menembus dingin pagi
udara alangkah jernih
Angin menggetarkan daun-daun
Resapkanlah, sayang
Sesekali jiwa yang berdenyar-denyar oleh sibut metropolitan
Rindu istirahat

Ingin ku bersihkan paru-paruku dari kepengapan
Deru dan hingar bingar kota yang selalu bergegas
Memburu hidup dan harapan
Wahai, alangkah heningnya kasih Tuhan
Yang membayang di segenanp padang
Maka disini, bersamamu dan anak-anak
Ingin ku lupakan problem hidup ini yang menekan, derita yang
Menerpa batin
Dalam keheningan dan kesyahduan alam
Dalam pesona rahmat-Nya


DIARY
(Annisa Anggraeny)

Engkau teman sejati
Selalu menemaniku
Dalam suka dan duka

Ku tulis dalam lembaranmu
Kisah-kisahku
Pengalamanku
Dan perasaanku
Hanya kepadamu











IBU
(Aprilia Nurhaliza)

Ibu terimalah balas kasih sayangku
Atas semua jasamu selama ini
Kau rela berkorban untukku
Aku tidak bisa membalas jasamu

Kaulah yang selalu memberi kasih sayang
Ketulusanmu sudah membuatku jadi sekarang ini
Terima kasih ibu kau telah melahirkanku ke dunia
Dan ku ucapkan salam hangatku padamu



SAHABAT
(Dhia Fathy)

Saat ku mulai mengenal dirimu
Canda dan tawa
Di saat ku bersedih
Dengan senang hati kau menghiburku

Di saat ku punya suatu cerita
Kita berbagi
Kau bersedia menjadi pendengar dari semua
Isi hatiku

Saat ku butuh seseorang
Kau selalu ada tepat waktunya
Tak kan kulupakan semua kisah bersamamu
Hingga saatnya aku dan kamu berpisah
Dan bertemu lagi


IBU
(Indah Septi Maharani)

Wahai ibuku tersayang
Kau adalah pahlawanku
Kau telah mengandungku selama 9 bulan
Kau rela berkorban untukku

Ibu setelah aku lahir
Kau selalu menjaga dan merawatku
Kau selalu ada dalam hidupku
Ibu terima kasih kau telah merawatku
Kau adalah PAHLAWANKU



SAHABAT
(Kartika Chandra Kirana)

Sahabat..
Engkau yang ku kenal
Sejak pertama bertemu
Hingga sekarang

Sahabat...
Dikau yang sangat baik kepadaku
Dan selalu bermain bersama
Tak ada rasa sesal
Dan benci di dalam diri kita

Sahabat...
Aku tidak mau kehilangan dirimu
Karena kamu adalah teman baikku sejak dulu

Sahabat...
Jika aku kehilanganmu
Aku akan mencari penggantimu
Atau tidak sama sekali


BUKU
(Wulan Larasati)

Kau sumber ilmuku
Kau sumber kecerdasanku
Ku baca isimu dengan tenang
Ku pahami dengan jernih

Terkadang ku bingung memahamimu
Terkadang ku tersenyum membacamu
Terkadang pula ku malas membacamu

Buku...
Kau jendela duniaku...
Kau jendela dunia bagiku...
Seluruh penduduk bumi...











IBU
(Mutiara Laksa Zakia)

Tuhan...
Mungkin aku belum bisa membuat
Belum bisa melihatnya
Tersenyum senang...
Tetapi aku hanya bisa menyusahkannya
Merepotkannya, membuat hari-harinya
Tersita untuk merawat dan menjagaku

Tuhan...
Jagalah ibuku, aku mungkin belum
Bisa menjaganya dengan baik, berilah
Kebahagiaan dalam hari-hari tuanya
Dan selalu buat dia tersenyum

Tuhan...
Aku mmungkin anak tang belum berbakti
Termasuk kepada ibuku betapa durhakanya
Aku meninggalkannya sendiri ketika aku
Sudah meraih cita-cita dan impianku

Tetapi Tuhan...
Kini ku menyesal dengan keadaanku
Menyesal atas apa yang aku lakukan
Pada ibuku padahal ibu adalah orang
Yang selalu menjagaku setiap saat aku
Merasa gangguan

Tuhan...
Terima kasih Engkau memberiku
Ibu yang sangat sayang padaku...


IBU
(Nida Nisrina)

Ibu...
Kasih sayangmu seluas samudera
Cintamu kepadaku tak terhingga
Kau rela tenggelam dalam perut bumi ini
Demi melahirkanku

Ibu...
Bumi tanpa senyumanmu gelap gulita
Dan terima kasih atas segalanya...




KERLIP BINTANG
(Anisa Dyah Berlianti)

Lihatlah langit malam
Yang bertabur gemerlap bintang
Memancarkan sejuta harapan
Di setiap kerlip cahayanya

Memberikan semangat hidup
Memberikan sejuta harapan
Memberikan seribu mimpi
Yang tersirat dalam sinar lembutnya

Lihatlah bintang-bintang
Yang bersinar dalam gelapnya malam
Yang bersinar meskipun tertutup kabut
Dan akan selalu bersinar...

Berusalah untuk tetap tegar
Tetapi berdiri tegak di antara cobaan yang datang
Tetap bersinar di keadaan yang amat gelap
Seperti kerlip bintang yang selalu bersinar di angkasa



AYAH
(Chesika Shuwzaura)

Ayah...
Terima kasih kau telah membesarkanku
Mencari nafkah hanya demi sesuap nasi
Untuk keluargamu di rumah

Ayah...
Engkau yang selalu aku sayangi
Engkaulah yang selalu aku banggakan
Engkaulah tang tak pernah lelah untuk membahagiakanku

Ayah...
Seandainya kau tahu
Aku sangat mencintaimu
Dan selalu mencintaimu









ALAM DI LEMBAH SEMESTA
(Zahra Fajrinnisa)

Angin dingin kelam menderik
Kabut putih menghapus mentari
Tegak cahayanya menusuk citra
Pahatan gunung membelah langit

Berselimut awan beralas zambrud
Cermin ilusi di atas danau
Menikung pohon yang melambai warna
Di celah kaki-kaki menjejak karya-Nya

Sungguh jelita permadani ini
Tebarkan pesona di atas cakrawala
Tak berujung dipandang lamanya
Serasa berpetualang di negeri tak bertuan


KEBERSAMAAN
(Fadilla Khoerunnisa)

Angin menembus lautan
Sunyi hati tak terhiraukan
Banyak daun-daun berjatuhan
Berterbangan cinta kash tersingkirkan

Hati yang runtuh dihidupkan
Bersama-sama ku berjalan
Bersama tak terkalahkan
Lihatlah wahai kesenangan

Walau hati menjadi badai
Walau sunyi menjadi rindang
Matahari tetap bersinar

AYAH
(Febby Shellyna Athalia)

Ayah...
Begitu besar jasamu
Mencari nafkah untuk keluarga
Menjadi imam untuk keluarga

Membanting tulang untuk bekerja
Demi menafkahi keluarga
Demi kebutuhan keluarga
Ayah... terima kasih untuk segalanya



KORUPTOR
(Wahyuning Puri)

Jerih payah negara kau ambil
Kau hisab keringat rakyat
Nampaknya kau beriman
Ternyata kau budak setan

Kau lebih bahaya dari narkoba
Kau lebih sadis dari teroris
Kau lebih jahat dari penjahat
Kau lebih terkutuk dari iblis

Wahai sang koruptor
Dimana hati nuranimu
Dimana jiwa nuranimu

Wahai sang koruptor
Berpikirlah sejenak...


SAHABAT UNTUK SELAMANYA
(Tira)

Kau yang sudah menemani selama ini
Kau teman terbaik yang pernah ku temui
Kau selalu ada di jiwa dan ragaku
Dan akau selalu ada di jiwa dan ragamu

Aku selalu merindukanmu
Aku selalu membayangkan dirimu
Kamu selalu ada setiap ku membutuhkanmu
Kamu selalu memberikan senyuman kepadaku

Bagaimana jika kau tidak ada?
Wahai sahabatku
Jangan kau tinggalkan aku
Untuk selamanya...













AYAH
(Della Paula)

Ayah kau tanpa lelah bekerja
Membanting tulang untuk keluarga
Ayah kau tak lelah kerja pagi dan malam
Ayah sangat besar pengorbananmu

Ayah kau ajarkan aku sesuatu dalam hidup
Memberiku pelajaran yang berarti dalam hidup
Ayah aku sangat sayang kepadamu
Ayah kau sangat berarti bagiku


PAHLAWAN
(Restu)

Pahlawan,,,
Pengorbananmu bagaikan samudera
Luas tak terhingga...

Pahlawan,,,,
Tekadmu seluas lautan
Membentang hingga ujung dunia

Desingan peluru menembus dadamu
Tembakan dan serangan melandamu
Kau melawan tanpa ragu

Wahai pahlawan,,,
Entah apa yang harus ku balas?
Namun ku akan mengingat jasamu

Hingga ujung hayatku,,,
Dan hingga ku menutup mata...